Setelah kami amati dengan teliti, saya berkomentar pada kawan yang ada di sebelah saya, "pepaya ini mirip dengan kepalan tangan petinju ya ?", kawankupun ikut berseloroh "iya, tapi lebih pas kalo mirip kaki harimau !", "eh guys, lihat ! garis ini mirip gambar cakar !" timpal kawanku yang lain. "Coba kita buka, siapa tau didalamnya ada lempengan emasnya ?" kataku sambil bercanda, dan candaan ini disambut dengan tawa yang terkekeh kekeh, "khan lumayan buat modal usaha kalo ada harta karunnya" kataku lagi.
Akhirnya kami mulai beralih topik pembicaraan dari masalah keluarga, lingkungan dan pengalaman ke topik candaan seputar buah pepaya yang baru saja kami petik dari halaman rumah.
"ya udah deh, ayo kita buka, siapa tau ada rejeki nomplok hari ini, siang - siang dapat rejeki nomplok dari langit," kata kawanku. kamipun memutuskan mengambil pisau dan langsung memotong buah pepaya yang bentuknya agak aneh itu.
Dan apa yang terjadi, ternyata isinya sama saja dengan pepaya lain yang biasa kami makan. kamipun kecewa karna ternyata buah pepaya ini tidak mendatangkan keajaiban pada kami.
Lalu kamipun mulai memotong pepaya ini menjadi bagian yang lebih keci dan mencicipi dagingnya, "hemm, enak bro, manis banget," kataku sambil bercana, "eh iya, enak banget !" kata kawanku. "Ternyata buah yang nggak normal bisa menghasilkan rasa manis yang luar biasa ya.." kata kawanku lagi, "iya," ujarku lagi sambil tersenyum.
Hari ini kami memang tidak mendapatkan keajaiban berupa harta karun dari buah pepaya yang baru saja kami petik, namun lidah kami mampu membuktikan bahwa pepaya yang kami makan barusan memberi sensasi kenikmatan yang luar biasa.
0 comments:
Post a Comment