Ini dia alasan logis mengapa pengeras suara harganya sangat mahal

Anggap Remeh - "Di antara jembatan di atas jalan mimpiku..." Lirik maha karya Astral Weeks dari tahun 1968 mengalir keluar kamar lewat sepasang pengeras suara seharga US$21.5000 atau Rp291 juta. Terdengar sangat keras. Detil kecil rekaman terdengar jelas.

Pengeras suara keluaran Bowers & Wilkins.

Terutama, gambar stereo semacam ilusi akustiknya sangat tajam, dengan semua instrumen terdengar jelas dan dapat terlihat berasal dari berbagai sudut "panggung". Biola dan suling mengalir ke kiri, bass menggantung di bawah sedikit ke kanan, sementara Morrison sendiri memainkan irama di gitarnya, meledak langsung dari tengah.

Bowers & Wilkins, perusahaan yang membuat pengeras suara Diamond 802 ini, memiliki serangkaian alat yang lebih mahal lagi, seperti model "Nautilus" berbentuk kerang laut yang harga ecerannya US$92.100 atau Rp1,2 miliar.

Serangkaian perusahaan sekarang membuat pengeras suara yang membuat mata menangis seperti ini. Misalnya Magico M Project seharga US$200.000 atau sekitar Rp2,7 miliar atau Transmission Audio Ultimate US$1,5 juta atau Rp20,3 miliar.


Komponen kotak

Pengeras suara Bowers & Wilkins dilihat dari dekat.

Apakah benda-benda itu benar-benar mewakili harganya? Untuk mengetahuinya BBC Future mengkaji lebih dalam tentang keputusan keahlian teknis dalam membuat salah satu rancangan pengeras suara paling canggih, di samping cara pengujiannya yang menggunakan mulai dari laser sampai ke ruang tanpa suara.

Anda mungkin bisa dimaafkan jika berpikir sebagian besar usaha digunakan untuk merancang "diafragma" kerucut terbalik di depan pengeras suara. Tetapi untuk membuat pengeras suara seperti Diamond 802 di Bowers & Wilkins, usaha yang besar juga dikeluarkan untuk membuat kotaknya.

"Biaya terbesar pengeras suara ini kemungkinan pada lemarinya," jelas Danny Hialkin, direktur merek perusahaan itu.

Bagian luar melengkung Diamond 802 memperlihatkan 20 lapisan kayu beech dan berlapis-lapis pernis. Diperlukan waktu berhari-hari untuk membuatnya berkilap.

Lapisan beech melengkung ini sangat kuat - ini hal penting dalam menyampaikan suara. "Anda benar-benar tidak ingin mendengar kotaknya jadi alasan membuatnya begitu kaku adalah agar tidak ada resonansi, agar tidak menjadi bagian tersendiri," katanya.

Ketika diafragma bergetar, gerakan maju-mundur menimbulkan gelombang suara di depannya - tetapi juga di belakangnya. Jadi jika kotaknya juga bergetar secara berarti, ini akan menimbulkan suara tambahan sehingga membuat musiknya tidak seirama.


Sinyal audio

Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa sebagian pengeras suara Bowers & Wilkins memiliki sejenis "tanduk" terbalik di bagian belakang - tonjolan yang sangat terlihat dari bagian belakang masing-masing kerucut Nautilus, misalnya. Ini mengusir suara yang tidak diinginkan pendengar.

Diamond 802 berisi berlian, seperti yang mungkin sudah diperkirakan.

Masih banyak hal lain. Perusahaan ini bahkan mengembangkan kubah berlian sintetis - sekitar beberapa cm - untuk “tweeters”. Ini adalah bagian yang menyampaikan bagian frekuensi atas (nada lebih tinggi) sinyal audio. Siapapun yang membuat pengeras suara menginginkan diafragma atau kubah yang sekaku mungkin - tetapi juga sangat ringan. Sehingga ketika bergerak maju-mundur akan dapat mendorong udara dengan energi sangat sedikit tanpa harus melengkung karena tekanan proses itu. Berlian, yang sangat keras dan ringan, adalah pilihan yang sangat baik.

Bentuk runcing ini mengatasi suara bermasalah dari bagian belakang kerucut pengeras suara.

"Ini dibuat pada oven 1.500 derajad Celcius yang menirukan ledakan gunung api," kata Haikin sambil menunjuk ke komponen berlian seharga £1.000 atau Rp20 juta. Karena itulah pengeras suara yang memilikinya jauh lebih mahal.

Daftar kecanggihan teknis masih panjang. Mulai dari diafrgama yang lebih besar terbuat dari "bahan angkasa luar" sampai ke permukaan yang mirip bola golf agar udara mengalir lebih lancar. Hasilnya adalah lebih sedikit suara yang tidak diinginkan dari bass meskipun dalam suara yang lebih keras.


Terlihat pantas

Seperti diperkirakan, banyak usaha juga diberikan terhadap bentuk luar. Haikin menekankan sebagian besar konsumen pengeras suara adalah pria. Karenanya pengeras suara dirancang meniru produk lain yang berkilap dan melengkung lainnya yang biasanya dipasarkan untuk pria - seperti mobil sport.

Harga pengeras suara Diamond 802 adalah US$21.500 atau Rp291 juta.

Hanya di permukaan? Mungkin tidak. Menurut Rob Oldfield, seorang ahli akustik dari Universitas Salford, tes menunjukkan orang benar-benar percaya bahwa pengeras suara terdengar lebih baik jika saat mereka memandang benda itu terlihat indah.

"Pandangan menyeluruh 'ini sepertinya sebuah produk berkualitas, terasa seperti sesuatu yang sangat baik', akan mengubah bagaimana kita membeli audio," jelasnya. Pengaruh warna dan tesktur terhadap persepsi rasa tertentu, telinga kita juga dipengaruhi tidak hanya oleh apa yang kita dengar - tetapi juga oleh apa yang lihat.


Percobaan laboratorium


Sebagian orang lebih menyukai pengeras suara masa lalu.

Laboratorium akustik Oldfield sering kali dipakai untuk menguji sistem pengeras suara canggih. Termasuk mikrofon untuk "mendengar" frekuensi pengeras suara sampai ke laser yang mengamati gerakan diafragma pengeras suara dan mendeteksinya ketika terjadi distorsi - meskipun hanya sedikit - yang mengganggu audio.

Salah satu bagian penting adalah ruang anechoic. Di ruang ini, dinding, langit-langit dan lantai (di bawah jaring kabel tempat orang berdiri) semuanya tertutup ganjal busa tebal. Gelombang suara hilang di celah-celah ganjal dan benar-benar meredam - karena itulah dinamakan “anechoic” (antigema).

Inilah ruang antigema di Universitas Salford.

Mengapa hal ini berguna untuk tes pengeras suara? Jawabannya dalam bentuk "robot pengeras suara" ruangan dimana pengeras suara dapat dihubungkan dan kemudian digerakkan pada berbagai sudut. Dengan mengarahkannya ke mikrofon di ruangan ini dan secara perlahan menggeser pengeras suara sampai akhirnya berubah arah, para peneliti sekarang mendapatkan gambaran seberapa baik hal ini dalam memproyeksikan suara keluar dalam sebuah lengkungan - para pendengar tidak selalu dapat duduk di depan pengeras suara sehingga keseimbangan arah sangatlah penting.

Dinding ruang antigema menyerap hampir semua suara.

Untuk memperlihatkan mengapa hal ini sulit dilakukan, Oldfield mengucapkan sejumlah kalimat sambil berputar 360 derajad Celcius dengan perlahan. Ketika wajahnya membalik, suaranya menjadi lebih kecil - karena tidak adanya gema - tetapi yang juga menarik, suara menjadi lebih redup. Ini menggambarkan kenyataan bahwa frekuensi yang lebih tinggi adalah lebih terarah, dibandingkan yang lebih rendah dan dapat didengar dengan baik ketika sumber suaranya menatap Anda. Pengeras suara harus dirancang untuk mengatasi hal ini dengan memproyeksikan frekuensi tinggi sejelas dan seluas mungkin.

Mikrofon di laboratorium di Salford.

"Terdapat dua hal yang orang selalu berusaha lihat," kata Oldfield. "Pertama membuat frekuensi rendah lebih terarah dan yang lainnya membuat frekeunsi tinggi tidak terlalu terarah. Anda tidak ingin banyak energi pada frekuensi rendah datang dari belakang, tetapi pada saat yang sama Anda menginginkan frekuensi tinggi menjadi selebar mungkin sehingga dimanapun Anda berada di dalam ruangan Anda akan mengalami hal yang sama.

Ruangan berguna lain di Salford untuk menguji kegunaan pengeras suara mahal adalah ruang mendengar. Tempat ini dirancang khusus agar pengeras suara terdengar dalam bentuk terbaik bagi manusia. Ada busa penyerap di dinding untuk sedikit menyerap suara, meskipun tidak sebesar yang ada di ruang anechoic. Dan memang terdapat permukaan keras tidak rata yang dirancang sebagai "penyebar". Pemikirannya adalah untuk merefleksikan suara dari permukaan beragam bukannya yang seragam. Hal ini mencabut warna dan gema tanpa meredam suara itu sendiri.

Suara hasil rekayasa digital sebelum sampai ke pengeras suara juga memperbaiki ketepatan.

Baik Oldfield maupun Haikin mengakui bahwa mendengarkan pengeras suara sangat penting dan bagian penting dari proses rancangan, karena penilaian teknis hanya akan memberikan sedikit informasi tentang bagaimana pengeras suara terdengar pada telinga manusia.

"Jika Anda memperlihatkan sejumlah respons frekuensi, saya tidak akan bisa mengatakan apakah itu dari yang seharga £20.000 atau £500," kata Oldfield. "Ini lebih rumit daripada itu dan aspek persepsi sangatlah penting."

Yang berarti pada dasarnya ini adalah respons yang sangatlah subjektif. Sementara itu Haikin membuat hal penting lain. Pengeras suara berusaha mencapai sesuatu yang tidak mungkin.

Dengar dengan seksama...

"Sebuah pengeras suara pada dasarnya adalah alat hasil penyesuaian mendasar," katanya. "Anda berusaha menciptakan kembali orkestra dengan 40 alat musik dari cakram lima dan delapan inci yang bergerak dalam dua dimensi dalam keadaan yang sangat berbeda dengan keadaan tempat musik itu direkam."

Jadi apakah pengeras suara seharga puluhan atau ratusan ribu adalah suatu barang yang berguna? Hanya orang yang mendengarnya yang kemungkinan dapat menjawab.


Tidak semua orang dalam kelompok itu yang meyakininya. Rob Oldfield mengatakan dia menjadi cukup terbiasa mendengarkan musik dari pengeras suara kecil Bluetooth dan tablet-nya. "Saya tidak bisa memahami mengapa Anda harus mengeluarkan begitu banyak uang untuk pengeras suara," katanya sambil mengangkat bahu. "Tetapi," tambahnya," Saya bukan wakil dari seluruh dunia suara."




Sumber: BBCIndonesia


0 comments: