Video NGAKAK! Ngerjain Orang Pake Petasan

Anggap Remeh - Konyol banget mereka ini! ngerjain orang aja! siapapun orangnya kalo tiba - tiba ada petasan yang meledak di sampingnya pasti akan terkejut!! dan reflek mengeluarkan sumpah serapah, 1000 macam binatang dipanggil dan segala doa dibaca seakan dunia mau kiamat.

Video NGAKAK! Ngerjain Orang Pake Petasan

Ada orang tua lagi santai tidur - tiduran dengan kawannya, tiba - tiba saja tar.. tar.. tar.. rentetan bunyi petasan mengejutkan orang tua itu dan secara reflek memeluk kawan yang ada di sampingnya. Ada juga kumpulan orang arab yang di kejar - kejar sama petasan sampai lari tunggang langgang, ada juga yang lagi asik - asiknya merokok, tiba - tiba saja rokoknya meledak. Sekumpulan orang arab yang lagi main kartu tiba tiba harus bubar karena suara petasan, lebih parahnya lagi seorang arab yang sedang wudu melompat karena tiba - tiba saja ada petasan disampingnya. hahahha.. just homor friend.!!

Lukisan Mahakarya William-Adolphe Bouguereau (27 pics)

Anggap Remeh - William-Adolphe Bouguereau, lahir di Perancis dari keluarga petani anggur dan pedagang minyak zaitun, dia hidup antara 30 November 1825 - 19 Agustus 1905, merupakan seorang pelukis tradisionalis yang sangat berbakat. Dalam beberapa lukisan yang dibuatnya rata-rata bergenre realistis dengan tema mitologi yang menginterpretasikan keadaan yang modern dari subyek yang klasik, yang ditekankan pada keindahan tubuh manusia, terutama wanita.

Poteret William-Adolphe Bouguereau

Pada awal abad kedua puluh, lukisan Bouguereau kurang dinikmati oleh kalangan publik karena berubahnya selera pada lukisan Bouguereau. Pada tahu 1980-an karya seni Bouguereau kembali dinikmati oleh banyak kalangan yang membuat namanya kian melambung.

Selama hidupnya, William-Adolphe Bouguereau telah menikmati popularitas dan mendapat banyak penghargaan dari Perancis dan Amerika Serikat atas maha karya yang telah dibuatnya.

Pada 19 Agustus 1905, Bouguereau menghembuskan nafas terakhirnya di La Rochelle pada usia 79 akibat penyakit jantung. Bouguereau berhasil membuat lukisan sebanyak 826 buah, dan disinyalir masih terdapat banyak lukisan yang belum ditemukan dan diketahui oleh publik.

Menjelang akhir hidupnya ia menggambarkan kecintaannya pada seni dengan kata kata "Each day I go to my studio full of joy; in the evening when obliged to stop because of darkness I can scarcely wait for the next morning to come ... if I cannot give myself to my dear painting I am miserable".

Inilah sebagian kecil hasil lukisan "William-Adolphe Bouguereau" :

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: A Little Coaxing
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: A Little Coaxing

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Bacchante
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Bacchante

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Charity
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Charity

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Charity
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Charity

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Bouguereau Daisies
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Bouguereau Daisies

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Fraternal_Love
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Fraternal_Love

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Gypsy Girl with a Basque
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Gypsy Girl with a Basque

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Inspiration
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Inspiration

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Italian Girl
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Italian Girl

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: La_Frileuse
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: La_Frileuse

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Les noisettes
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Les noisettes

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Linnocence
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Linnocence

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Maternal Admiration
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Maternal Admiration

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Reve de printemps
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Reve de printemps

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Seule au monde
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Seule au monde

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Sewing
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Sewing

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Bohemian
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Bohemian

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Day of the Dead
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Day of the Dead

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Elder Sister
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Elder Sister

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Goose Girl
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Goose Girl

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Haymaker
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Haymaker

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Knitting Woman
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Knitting Woman

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Virgin With Angels
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Virgin With Angels

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Young Shepherdess
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: The Young Shepherdess

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Two Sisters
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Two Sisters

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Whisperings of Love
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Whisperings of Love

Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Work Interrupted
Lukisan William-Adolphe Bouguereau: Work Interrupted


Sumber artikel: Wikipedia

Membangun Dan Melestarikan Pernikahan Yang Romantis

Membangun dan melestarikan Pernikahan yang Romantis



Perlu Diingat . !

  • Perkawinan adalah Perjanjian Kasih dan Kesepakatan Senasib dan Sepenanggungan, maka sebisa mungkin jalanilah proses perkawinan dengan penuh suka cita. 
  • Kesadaran untuk menjalani proses perkawinan yang baik, tidak termotifasi oleh keinginan untuk mengejar kekuasaaan, jabatan, nama besar, uang dan semua fasilitas lain yang dimilki oleh pasangannya, demi memuluskan cita-citanya.


Romantisme


Membangun dan melestarikan pernikahan yang romantis

Anggap Remeh - Hanya sedikit orang yang beranggapan romantisme dalam sebuah perkawinan atau pernikahan merupakan suatu kesia-siaan yang hanya buang-buang waktu saja, namun ada lebih banyak orang beranggapan bahwa romantisme dalam sebuah perkawinan itu perlu ditingkatkan intensitasnya, semakin romantis semakin bahagia.

Tidak sedikit para istri mengharapkan banyak kejutan dari suami tercintanya dan bahkan mereka yang menikah tanpa kemauan sendiri atau pernikahan yang dipaksakan pun sangat mengharapkan perhatian yang lebih dari arti luasnya pengertian romantisme.

Seseorang yang diperlakukan dengan baik dan romantis oleh pasangannya akan terbebas dari belenggu kecemasan yang mengikat perasaannya, mereka merasa dimerdekakan dan dipercaya sepenuhnya, dengan demikian seseorang akan lebih mudah memberikan pengabdian cinta kasih yang tulus, jujur dan ikhlas dari dasar jiwanya.


Fenomena Romantisme


Tidak jarang kita membaca, mendengar dan bahkan menyaksikan sendiri berbagai fenomena yang menyebutkan tentang perilaku para wanita atau istri yang begitu terobsesi ingin mempercantik diri sendiri dengan merias tubuhnya dengan berbagai produk kosmetika dan busana yang mempesona dan berkelas, hanya karena ingin dipuji oleh suaminya?, bahkan jika kurang puas mereka terkadang memoles wajahnya sedemikian rupa hingga sampai melakukan operasi plastik (plastic surgery), hal itu semata - mata dilakukan untuk menunjukkan bahwa dirinya dapat tampil lebih mempesona, mengagumkan, menggairahkan dimata suaminya.

Timbal balik yang mereka harapkan sebenarnya supaya suaminya dapat lebih menyayangi, mencintai, menghargainya, hingga pada akhirnya kebahagiaanlah yang menjadi tujuan utamanya. Namun sialnya sang istri harus menelan pil pahit dikarenakan sang suami kurang peka dengan adanya sinyal-sinyal yang disampaikan oleh istrinya, sehingga bukannya kebahagiaan yang mereka dapatkan namun pertengkaran yang terjadi.

Ilustrasi: Kunci keromantisan
Sekarang untuk bisa saling memahami perasaan satu sama lainnya, intropeksilah pada diri sendiri, bertanyalah dulu pada diri sendiri, apakah saat menikah sudah cukup dilandasi dengan perasaaan saling mencintai satu sama lainnya, saling pengertian dengan kondisi diri yang ada, saling perhatian sebagai suatu ungkapan sikap memberi yang tulus, dan saling terbuka satu sama lain? Jika sekiranya perasaan hati telah menjawab dengan kata “Ya” maka tak perlu diragukan lagi keromantisan pada suami istri pasti telah tercipta dengan sendirinya, dan kasus fenomena diatas seharusnya tidak pernah terjadi, karena keduanya tau apa yang paling diinginkan dalam pernikahan yang dijalaninya.

Namun jika selama ini suami istri melangsungkan pernikahan tanpa dilandasi perasaan seperti yang dijelaskan diatas, dan kalaupun ada namun kadarnya hanya sedikit dan menjadikan pernikahan sebagai syarat kontrak kerja saja, maka sangatlah wajar jika kehidupan perkawinan akan selalu terancam goncang, tidak bahagia serta jauh dari suasana romantis. Kalaupun terlihat romantis, yang terjadi hanya ada “Romantis palsu” yang tujuannya untuk memanipulasi pandangan masyarakat dan keluarga.


Prahara Romantisme Palsu


Romantis Palsu

Suatu contoh: saaat sepasang suami istri menghadiri arisan keluarga, tampak dengan mesranya suami menggandeng dan memeluk istri dengan penuh kemesraan, bicarapun tampak sangat halus dan lembut, sehingga kesan yang dilihat adalah kehidupan perkawinan yang bahagia dan serasi, padahal setelah mereka keluar dari perkumpulan arisan keluarga tersebut, mereka kembali cakar-cakaran, memaki, menyalahkan satu sama lainnya dan kembali membisu saat tidur dalam ranjang yang satu.

Contoh lain yang lebih mudah disaksikan pada kehidupan di kota besar atau berbagai daerah yang masih terjebak dalam pernikahan semu yang seringkali dimanfaatkan oleh para bejabat penyebar syahwat, para kaum berduit yang ingin menikmati kesenangan tubuh semata, jaringan kejahatan yang terorganisasi mengelola jasa pemuas birahi semata, yang pada akhirnya merusak eksistensi tentang konsep pernikahan yang sesungguhnya diinginkan oleh Tuhan menjadi blunder dengan adanya istilah “Suami kontrakan, istri kontrakan yang disebut dengan ‘kawin kontrak’, serta perjodohan”.

Ilustrasi Satir: Pernikahan Palsu
Coba amati dengan teliti, mereka seperti menampakan roman bahagia saat bertemu dengan orang tua dan mertua, sehingga orang tua dan mertua hanya tahu kalau perkawinan yang dilalui anak dan menantunya berjalan dengan mulus dan bahagia tanpa ada masalah yang berarti. Padahal anak dan menantunya melakukan pernikahan karena ada tujuan-tujuan tertentu, bukan karena kesadaran ingin membangun keluarga yang bahagia dan diberkati oleh Tuhan.

Apakah mereka salah? "belum tentu!" karena kita tidak memiliki kapasitas menghakimi mereka!, siapa tau mereka melakukan semua itu karena suatu alasan seperti alasan ekonomi yang menghimpit misalnya! namun secara etika dan konsep dasar pernikahan apakah hal tersebut dapat dibenarkan, tentu dengan mudah kita dapat menjawab "Tidak", walaupun ada sebagian kalangan yang bertahan untuk membenarkan.

Demikian pula dengan adanya perjodohan oleh orang tua yang berpikiran kolot, dimana orang tua sudah sangat tahu dan paham kalau sang anak tidak akab bahaga dengan pernikahan yang akan dijalaninya, karena sang anak tidak memiliki perasaan ketertarikan sedikitpun, namun karena sang anak berfikir tidak ingin kualat dengan orang tuanya (dimana mereka berpikir orang tua telah bersusah payah melahirkan dan membesarkan serta mengurus mereka mulai dari di kandung hingga sampai saat itu) dan demi mau menyenangkan hati orang tua dan mertuanya, tanpa mau memperhatikan kebahagiaan dirinya sendiri maka mereka akhirnya menyatakan keiklasan dalam janji perkawinan yang diucapkan walaupun dalam hati nurani yang paling dalam mereka merintih sedih, menangis bahkan memberontak.

Berawal dari sanalah kemudian mereka mencari pelampiasan kekesalan dan kekecewaan hidup dan pembalasan dendam dengan mencari kepuasan lain dimana kepuasan itu tidak didapat dari pasangannya, walaupun kenyataannya hasil hubungan terlarang yang yang mereka lakukan bersama pasangan atau kekasih gelapnya tidak juga memberikan kepuasan maksimal baik secara lahir maupun batin, namun mereka sudah cukup puas karena telah berhasil mengekspresikan sikap maupun emosi pemberontakan jiwa yang terlalu menekan perasaan mereka, dan hal demikian akhirnya menjerumuskan mereka kedalam jurang kenikmatan yang semakin menyesatkan , hingga kemudian muncullah istilah orang ketiga dalam rumah tangganya yaitu WIL (wanita idaman lain) dan PIL (pria idaman lain).


Solusi Membangun Romantisme


Berpikir Positif

Berpikirlah tentang hal-hal yang baik tentang pasangan, lepaskan belenggu kecemasan yang menyiksa anda, dan beri dia kemerderdekaan yang dapat dipertanggung jawabkan sama seperti engkau menginginkan kemerdekaan.


Landasi PERNIKAHAN dengan perasaan 'CINTA, PERHATIAN, PENGERTIAN dan KETERBUKAAN"

Prinsipnya.!! Pernikahan akan lebih indah jika dilandasi dengan perasaan CINTA. Dan karena cinta maka seseorang akan lebih bahagia jika orang yang dicintai menjadi bahagia. Dan cara untuk membahagiakan orang yang dicintainya adalah dengan melakukan tindakan nyata melalui PERHATIAN dan kepekaan rasa dalam memberi dan menerima PENGERTIAN pada orang yang di cintainya. Bila cinta, perhatian dan pengertian dapat seiring dan sejalan, maka secara otomatis keduanya telah membangun hubungan dalam suasana penuh KETERBUKAAN. Dan dengan adanya keterbukaan, maka rasa curiga, sakit hati, luka batin dan berbagai persoalan lain, akan mudah diatasi dan di redam dengan baik karena lancarnya komunikasi yang telah dibangun bersama.



Dengan demikian!!!
Engkau akan merasakan 
"INDAHNYA PERNIKAHAN"
Dan... 
"Selalu bersyukur 
telah diberi TEMAN HIDUP yang baik"
Dan Otomatis
ENGKAU SEDANG MENJALANI PERNIKAHAN YANG ROMANTIS

Ilustrasi: Pasangan yang romantis


Urut artikel:
Sebelum ini: Kesadaran Dalam Perkawinan
Setelah ini: Bersambung


Ikuti tautan #MembangunSurgaKecil untuk fokus pada artikel
Dalam Rumahku Aku Membangun Surga Kecil
(Renungan Singkat Seputar Perkawinan dan Seksual)

Kesadaran Dalam Perkawinan

Kesadaran dalam Perkawinan



Anggap Remeh - Didalam perkawinan, ada beberapa kewajiban dan tangung jawab yang harus dilaksanakan! Apa yang harus dilaksanakan oleh sang suami terhadap istrinya, demikian pula sebaliknya apa yang harus dilaksanakan oleh istri terhadap suaminya, dan pada akhirnya apa yang harus mereka laksanakan pada keluarga/ rumah tangga yang sedang dibangunnya bersama.

Bercerminlah dan lihatlah siapa diri anda

Saya tidak ingin menjelaskan satu persatu mengenai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh suami dan istri, karna jika semuanya dijabarkan satu per satu, maka saya kira terlalu panjang ceritanya, dan lagi pula belum tentu semua orang setuju dan sepaham akan pendapat yang saya sampaikan. Namun yang pasti tempatkanlah posisi "sadar diri" sebagai langkah awal yang tepat untuk menimbang dan memutuskan etika kepantasan yang harus dilaksanakan bersama.

Menggali sadar diri itu sesungguhnya amat gampang, dan tanpa digalipun sadar dari sebenarnya telah banyak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari namun banyak orang tidak tahu bahwa sesungguhnya sedang mempraktekkan sadar dirii.

Suami dan istri harus sangat memahami, mengerti dan menghargai kelebihan dan kekurangan dari pasangannya. Jika diantara kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pasangannya cenderung menonjol pada banyak kekurangan, maka jangan lantas langsung mencela dan mencaci maki kekurangannya sehingga membuat hati dan perasaan pasangan terluka hingga akhirnya terakumulasi menjadi "luka batin", namun pastikan agar anda selalu memandang kekurangan pasangan sebagai sesuatu yang positif sehingga apapun kekurangan yang dimiliki merupakan paket yang harus diterima sebagai konsekwensi kesepakatan terjadinya perkawinan.

Jika prilaku, pikiran dan hati diarahkan pada hal yang positif, maka apapun yang akan dan yang sedang dikerjakan akan menghasilkan dampak yang positif pula, jika berpikir ringan maka apapun masalahnya akan sangat ringan pula jalan penyelesaiannya.

Mengasihi Tuhan berarti dengan mencintai ciptaaNYA.

Tuhan menciptakan mahluknya (khususnya manusia) dengan kelebihan dan kekurangan, dan semuanya itu tentu ada maksud serta tujuannya, maka jangan pernah sedikitpun mencaci setiap inci kekurangan pasangan kita, karena itu artinya kita sedang mencaci Tuhan.



Urut artikel:
Sebelum ini: Karunia Dan Berkat Perkawinan
Setelah ini: Membangun dan Melestarikan Pernikahan Yang Romantis


Ikuti tautan #MembangunSurgaKecil untuk fokus pada artikel
Dalam Rumahku Aku Membangun Surga Kecil
(Renungan Singkat Seputar Perkawinan dan Seksual)

Karunia Dan Berkat Perkawinan

Perkawinan merupakan Karunia yang Terberkati



Karunia dan Berkat dalam kehidupan

Anggap Remeh - Mensyukuri kenikmatan yang Tuhan berikan kepada kita, merupakan ajaran pokok yang harus diterima sebagai karunia dan berkat. Karunia yang bagamana, dan apa itu berkat ?.

Menghisap udara setiap hari, melihat pemandangan yang indah, meraba dan merasakan sejuknya air, mengecap kelezatan dari makanan yang di makan, mencium wanginya bunga, mendengar kicauan burung-burung dipagi hari yang indah, adalah merupakan karunia dari panca indra.

Terima kasih Tuhan
Terima kasih Tuhan
Memiliki pendamping hidup, anak, saudara, kerabat dan teman - teman adalah merupakan karunia titipan, dimana semuanya nanti akan kembali kepada Sang pencipta-Nya. Tuhan menjadikan itu semua, agar manusia dapat memanfaatkan mengormati, menghargai dan merawat semuanya itu dengan baik.

Penghargaan terhadap segala sesuatu yang dilakukan terhadap sesamanya, terhadap dirinya sendiri, dan terhadap barang miliknya, terhadap lingkungan di sekitarnya; untuk menjaga, merawat dan melestarikan semua dengan baik, serta disadari sebagai sesuatu karunia dari Tuhan, maka Tuhan sendiri sesungguhnya telah memberkati semuanya itu.

Jadi, karunia adalah segala sesuatu yang diberikan kepada manusia dalam bentuk ; cipta, rasa dan karsa  dan suatu pemberian atau anugrah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah kedudukanya (Allah pada manusia), dan berkat adalah penghargaan terhadap segala sesuatu yang dipercayakan-Nya (dalam hal ini restu anugrah dan segala kebaikan dari Allah pada manusia).


Menghormati "Perkawinan" berarti menghormati TUHAN

Tuhan senang dengan perkawinan yang sehat dan membahagiakan
Tuhan senang dengan perkawinan
yang sehat dan membahagiakan
Perkawinan adalah sesuatu yang sakral, dimana bukan hanya bersatunya dua tubuh manusia, namun lebih dari itu, yang paling penting adalah bersatunya dua hati, dua jiwa menjadi satu perasaan. Ikrar tersebut dinyatakan dengan jelas dalam ikatan perkawinannya, untuk selalu memelihara dan menjaga pasangannya, mempercayai dan menghormati, mencintai dan menyayangi, terbuka dan tanggung jawab, dengan sisksikan oleh wali nikah, pejabat yang berwenang, dalam melangsungkan perkawinannya, serta dihadiri oleh beberapa orang saksi, agar kelanjutan serta kelangsungan perkawinan yang dijalaninya itu sendiri menjadi sah adanya, baik sah secara hukum agama maupun sah secara hukum administrasi kepemerintahan.

Ikrar tersebut bukan hanya disaksikan oleh manusia saja, namun diketahui dan disaksikan oleh yang maha transendent yaitu Allah. Dia maha Pemberi Berkat. Dialah yang telah menciptakan “Aku”, dengan menitipkan benih aku melalui perantara Ayah kedalam rahim seorang ibu. Dia memang tidak kelihatan namun Dia ada diantara kita. Oleh sebab itulah Ikrar yang disampaikan atas nama Tuhan itu, harus kita hormati dan hargai dan bahkan harus kita junjung tinggi.

Dengan mengucapkan ikrar atas nama Tuhan, berarti kita telah berjanji untuk melaksanakan dan memegang teguh ikrar yang pernah diucapkan bersama pasangannya. Jika ikrar dan janji itu adalah untuk selalu setia dan menjaga pasanganya dalam keadaan susah dan senang, untung dan malang, maka kita harus benar-benar menepati apa yang telah kita janjikan tersebut, paling tidak semaksimal mungkin mempertahankannya.

Maka pantaskah manusia melakukan pengingkaran seperti yang diungkapkan dengan mengucap “Dengan Nama Allah” menjadi potongan tulisan atau slogan yang ditulis diatas lembaran surat atau kertas, lalu disobek dan dibuang ditempat sampah! lalu begitukah sifat manusia terhadap Allah sebagai Sang Pencipta ?

Cincin perkawinan simbol pengikat cinta
Cincin perkawinan
simbol pengikat cinta
Di dalam Matius 19:5-6, “Dan firman-Nya: ’Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karna itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ “.

Jadi sudah sangat jelas bahwa perkawinan adalah sesuatu yang sangat-sangat sakral, dan junjung tinggilah ikrar perkawinan itu.

Berkaitan dengan janji dan ikrar yang disampaikan oleh kedua belah pihak, yaitu mempelai pria dan wanita, apalagi janji dan ikrar itu telah dilegalitaskan dengan mengatasnamakan Tuhan, maka kewajiban manusia menepati janji yang telah disampaikanya.

Di dalam Al-Quran surat Al Isra: 34, berbunyi “…dan penuhilah janji, sesunguhnya janji itu diminta pertangungjawabanya”.

Didalam membangun sebuah perkawinan/ pernikahan haruslah ada keikhlasan serta kerelaan satu sama lainnya, agar perjalanan dalam rumah tangganya akan dapat lebih baik, lancar, seiring sejalan, searah setujuan.

Perkawinan ini akan menjadi Berkat Untukku, Keluargaku dan Lingkunganku

Perkawinan memang tidak semulus yang dibayangkan
Perkawinan memang tidak semulus yang dibayangkan
Adalah sangat wajar jika didalam suatu rumah tangga ada perselisihan dan perbedaan pendapat, emosi, marah, sebal dan sebagainya. Karena sesungguhnya Pernikahan atau perkawinan itu ibarat seseorang yang sedang memandang indahnya pegunungan dari jarak pandang yang sangat jauh, namun pada saat sesorang itu semakin mendekati posisi pegunungan itu dan lebih jauh memasukinya, melihat dan menyaksikan apa yang ada disekitar pegunungan itu, maka seseorang itu akan melihat banyak kejadian-kejadian yang diluar dari jangkauan imajinasi keindahan seperti yang dia lihat dari jarak yang sangat jauh.

Kini semuanya telah berbeda, yang disaksikan sekarang adalah jurang-jurang yang terjal menganga seolah mau menelan dirinya hidup-hidup, binatang buas yang berkeliaran, pepohonan yang besar-besar, belum lagi disitu tumbuh bebas merambat kesegala tempat semak belukar dan akar-akar pohon yang tumbuh disekitar situ, sehingga semakin melengkapi suasana yang tampak menakutkan dan menyeramkan.

Mungkin kurang lebih seperti itulah gambaran perkawinan itu, indah namun penuh rintangan dan bahkan ada yang mengatakan menakutkan.

Perselisihan dan perbedaan jangan jadikan alasan merusak perkawinan
Perselisihan dan perbedaan jangan jadikan
alasan merusak perkawinan
Sekarang yang menjadi permasalahan yang harus dipecahkan adalah sanggupkah mengatasi semua rintangan yang selalu datang?.

Jika didalam rumah tangga sesekali timbul perselisihan pendapat, emosi, pertengkaran dan sebagainya, anggaplah semua itu adalah bagian kecil dari bumbunya berumah tangga, namun harus diingat dan diperhatikan lakukanlah semua itu dengan sehat dan terkontrol, dan jangan merambat kelain masalah yang tidak penting dan tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan persoalan yang mendasar.

“Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, selagi ada usaha yang mengarah kearah jalan penyelesaian” itulah motto yang sebaiknya diingat dan diterapkan di dalam kehidupan berumah tangga serta kemasyarakatan.

Bukankah hidup ini lebih menyenangkan bila sama sama saling mencintai
Bukankah hidup ini lebih menyenangkan
bila sama sama saling mencintai
Oleh sebab itu untuk menjaga kelangsungan perkawinan yang sehat dan bahagia, agar dapat dengan lebih lancar mengatasi semua problematika atau permasalahan yang akan menyusul dibelakang rumah tangga yang dibangunya, alangkah baiknya jika perkawinan itu betul-betul dilandasi oleh pondasi yang sangat kuat didalam perkawinan seperti: Cinta, Perhatian, Pengertian, dan Keterbukaan.

Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kelak dikemudian hari dari terpaan masalah yang berulang kali menghantam sendi-sendi di rumah tangga, maka alangkah baiknya jika pasangan yang selalu ingin berbahagia dalam kehidupan berumah tangga tentunya harus menancapkan prinsip yang sangat kokoh sesuai dengan janji perkawinan yang telah diucapkan, diantaranya adalah: Saling jujur, Saling percaya, Saling menjaga dan merawat kepercayaan, Saling memafkan, Dan lain sebagainya.

Dengan demikian, rumah tangga yang dibangunnya benar-benar sebuah arsitektur pembangunan yang kokoh, dimana didalam dan diluar ruangannya penuh dihiasi oleh taman bunga yang semerbak mewangi menyebar kesegala arah sehingga tidak ada lagi istilah ingin memiliki bunga yang ada di luar pagar halaman rumah.



Urut artikel:
Sebelum ini: Perbedaan Manusia Dengan Binatang
Setelah ini: Kesadaran Dalam Perkawinan


Ikuti tautan #MembangunSurgaKecil untuk fokus pada artikel
Dalam Rumahku Aku Membangun Surga Kecil
(Renungan Singkat Seputar Perkawinan dan Seksual)

Perbedaan Manusia Dengan Binatang

Apa yang membedakan Manusia dengan Binatang



Ilustrasi Teori Evolusi Charles Darwin
Anggap Remeh - Charles Robert Darwin ( 1809 - 1873 ) dengan teori evolusinya pernah menyatakan bahwa manusia adalah hewan kera yang selama jutaan tahun mengalami perubahan secara perlahan-lahan atau dengan istilah berevolusi, membentuk makhluk yang lebih sempurna yang disebut sebagai manusia sekarang ini.

Pernyataan tersebut pada akhirnya mengundang sejumlah pertanyaan yang sangat sensasional, baik dari kalangan pemikir, ilmuwan, agamawan, pelajar, maupun masyarakat umum.

Mulai dari pertama kali teori evolusi dinyatakan sampai pada zaman modern sekarang ini, masih tetap lekat dalam ingatan akan pelajaran dan pengetahuan tersebut, dan bahkan sering sekali menjadi bahan dasar acuan alternatif dalam membuat dan mengahsilkan beberapa kajian dan bebebrapa teori lainnya, khususnya menyangkut evolusi dan peradaban.

Teori evolusi yang dinyatakan oleh Charles Darwin tersebut selain menarik untuk disimak dan dipelajari oleh semua kalangan, juga tentunya mengundang sejumlah pertanyaan yang menghasilkan jawaban Pro dan Kontra.

Kitab suci menyebutkan bahwa manusia pertama itu ada dan diciptakan oleh Allah menjadi manusia Adam dan manusia Hawa, dimana "Adam adalah bapak untuk umat manusia yang pertama dan Hawa adalah ibu umat manusia yang pertama pula".

Charles Robert Darwin ( 1809 - 1873 )
Charles Robert Darwin ( 1809 - 1873 )
Dari pernyataan Kitab suci, dari teorinya Charles Darwin dan dari beberapa teori lainnya yang dianggap benar dan mendukung, serta dari beberapa pendapat yang ada, akhirnya manusia dari generasi ke generasi, hingga ke generasi sekarang ini menyimpulkan dan membuat beberapa teori yang baru tentang asal-usul manusia, dimana semuanya menganggap bahwa teori yang ditemukannyalah yang paling benar.

Salah satu diantara beberapa teori-teori yang dikemukakan tersebut menyatakan bahwa manusia pertama itu bukan Adam dan Hawa, namun sebelum manusia Adam dan Hawa ada, ada mahluk hidup lain yang serupa dengan manusia, dimana mahluk tersebut ada yang sangat besar seperti raksasa dan ada pula yang kerdil.

Kemudian terjadilah persetubuhan antara mahluk yang menyerupai manusia yang terlebih dahulu ada di dunia ini dengan keturunan manusia Adam dan Hawa menghasilkan keturunan yang baru, dimana manusia keturunan Adam dan Hawa itu memiliki tubuh (badan), jiwa (identik dengan ‘nyawa’), dan roh (sesuatu yang hidup abadi pada diri manusia, yang berakal budi dan berpersaaan, yang tidak dapat dilihat oleh mata atau tidak berbadan jasmani) ; sedangkan keturunan mahluk yang menyerupai manusia itu hanya memiliki tubuh dan jiwa saja.

Lukisan Adam dan Hawa sebagai manusia pertama
Lukisan manusia pertama Adam dan Hawa
Perpaduan dari hasil persetubuhan antara keturunan Adam dan Hawa dengan keturunan mahluk yang menyerupai manusia, akhirnya melahirkan keturunan manusia baru yang memiliki tubuh, jiwa, dan roh.

Namun bagi saya, untuk apalah memikirkan semuanya itu, karena yang pasti manusia itu adalah ciptaan Allah yang memiliki harkat, martabat, dan derajat yang sangat luhur dan lebih tinggi dibandingkan dengan mahluk-mahluk lainnya yang ada di muka bumi ini.

Kitab suci menyebutkan bahwa manusia pertama itu adalah Adam dan Hawa, maka baiklah jika kita menanggapi dan mempercanyai dengan iman dan kepercayaan yang sungguh-sungguh pula; bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama, dan kita adalah bagian dari keturunannya.


Perbedaan Antara Manusia Dengan Binatang


Manusia jelas berbeda dengan binatang, perbedaaanya bukan hanya karena manusia memiliki roh, yang keadaannya akan selalu abadi dan tidak dapat musnah, dimana roh itu akan tetap hidup untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan tubuh dan jiwa semasa menjalani kehidupan didunia ini, dan akan kembali kepada sang pencipta-Nya kelak, sedangkan binatang hanya memiliki tubuh dan nyawa saja.
Namun perbedaan itu juga sangat-sangat jelas terletak pada akal, pikiran dan rasa, yang akan menggerakan jiwa (nyawa) dan raga, dimana nantinya rohlah yang akan memepertanggungjawabkan semua keinginan dan perbuatan dari raga dan jiwa tersebut.

Plato, ahli filsafat terkemuka kelahiran Athena (427-347 SM)
Plato, ahli filsafat terkemuka lahir di Athena (427-347 SM)
Plato, yang dilahirka di Athena (427-347 SM) dimana beliau adalah seorang ahli filsafat yang terkemuka dijamannya dan hingga sampai saat inipun semua orang mengenal paling tidak pernah mendengar namanya saja. Plato mendirikan sekolah filsafat yang bernama “Akademi”, dan dia adalah murid dari seorang ahli filsafat yang terkemuka dijamannya yaitu Socrates.

Plato mempunyai pendapat bahwa jiwa manusia itu terbagi nenjadi dua bagian, yang pertama adalah jiwa badaniah dan yang kedua adalah jiwa rohaniah. “Jika jiwa badaniah akan gugur bersama dengan raga manusianya, jiwa rohaniah tidak akan pernah berakhir ; atau dengan kata lain bersifat abadi. Jiwa rohaniah bertumpu pada rasio dan logika, dan merupakan bagian jiwa yang tertinggi. Oleh karna itu tidak akan pernah mati”. ( Drs. Zulkipli L, Psikologi Perkembangan, penerbit Pt. Rosdakarya - Bandung, 1992 ). Selain itu, menurut ( Buku Informasi dan Refrensi Imam Katolik, Konfrensi Waligereja Indonesia, Penerbit Kanisius dan Obor, 1996 ), bahwa ”Manusia yang merupakan satu kesatuan, dibedakan menjadi tiga medan utama, yakni : tubuh, jiwa, dan roh”.


1. Tubuh

Dengan Tubuh dimaksudkan seluruh bidang kehidupan manusia yang fisik materialnya, segala sesuatu yang menyangkut segi jasmani atau badani hidup manusia. Misalnya makan dan minum, kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan pada umumnya ; juga seluruh bidang ekonomi, pekerjaan, jaminan hidup, dan lingkungan sosial. Jadi ada seribu satu hal yang merupakan dasar material bagi kehidupan manusia.
Jaminan kesehatan, pembangunan, dan pemerataan kekayaan mutlak perlu, tetapi belum dapat membuat hidup menjadi sungguh manusiawi, sebab manusia tidak hanya mempunya tubuh, tetapi juga jiwa.


2. Jiwa

Jiwa meliputi segala sesuatu yang khas manusiawi memiliki ‘hati’ dan ‘budi’ .Semua yang bersangkutan dengan hati atau budi termasuk bidang ‘Jiwa’. Karena itu, bidang jiwa itu mencakup segala sesuatu yang menjamin atau mengusahakan kebebasan manusia, pendidikan masyarakat umum, struktur-struktur sosial politik, tata hukum, tata susila serta budi pekerti ; juga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa semua itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia.
Dalam semua hal yang disebut diatas, manusia mewujudkan dirinya dalam kebersamaan dengan sesamanya. Ia dituntut bertanggungjawab dan tanggungjawab itu meliputi : pemikiran dan perencanaan, perhatian dan pengawasan, inisiatif perbadi dan usaha bersama, keterbukaan bagi perjumpaan dengan yang lain, keberanian mengambil resiko, kerelaan menghargai hak-hak sesama manusia dan semangat berkorban untuk kesejahteraan bersama.

Manusia terus menerus berkonfrontasi dengan misteri hatinya sendiri, dan dituntut supaya berani menggali tahap-tahap kehidupan yang paling dalam. Tetapi justru ketika berhadapan dengan misteri hatinya, manusia menyadari bahwa seluruh hidupnya melampaui yang manusiawi dengan tak terhingga. Berhadapan dengan misteri hatinya, manusia mulai menyentuh dimensi kehidupan yang lebih dalam lagi, dan yang tidak terjangkau lagi oleh usaha dan kegiatan manusia sendiri.

Manusia mulai menyadari dimensi kehidupan yang lebih unggul atau ‘Transendent’, yang mengatasi tata kehidupan yang dapat dialami langsung. Manusia mulai menyentuh bidang roh.


3. Roh

“Roh” mencakup bidang iman dan kepercayaan. Roh merupakan tempat pertemuan manusia dengan Allah. Maka sebetulnya roh bukan lagi kemampuan manusia. Allah sendirilah yang memberikan roh pada manusia yang memampukan dia menyebut Allah.
Manusia tidak dipaksa, Allah memanggil tetapi tanpa kekuatan dari Allah manusia tidak dapat menjawab panggilan dari Allah.

Manusia sudah merasa diri ditarik dan diarahkan kepada hidup yang mengatasinya. Sebelum bertemu muka dengan Tuhan, manusia sudah menyadari bahwa "Dia bukan penguasa dan pencipta hidupnya". Dan ia percaya akan arti hidupnya, yang dianugrahkan kepadanya.

Optimisme dan pengharapan amat menentukan bidang kehidupan roh. Sebab dengan keberanian iman, manusia mengatasi keterbatasan hidupnya sendiri dan menyentuh keabadian. Dalam roh, manusia mengalami dan menghayati keterbukaan hidupnya. Keterbukaan yang mengarah ke transendent merupakan puncak dan gaya gerak seluruh hidupnya.


Kesadaran Akan Kemanusiaan Pada Manusia Lainnya


Menyadari akan perbedaan yang signifikan antara manusia dan binatang itu, maka manusia ditempatkan pada posisi yang paling tinggi, dimana manusia memiliki harkat, martabat dan derajat yang tertinggi dari semua makhluk hidup yang ada didunia ini.

Perbedaan semacam itu menjadikan manusia harus tersadar bahwa manusia itu bukan hewan, dan harus berperilaku selayaknya manusia pula. Cermin kesadaran manusia akan penghargaan terhadap manusia lainya adalah dapat berupa penghargaan terhadap hak-hak yang dimiliki oleh diri sendiri maupun orang lain; diantaranya adalah hak akan hidup, hak dalam perkawinan / berkeluarga, hak kemerdekaan dan kebebasan, hak akan nama baik, hak akan hak milik, dan hak-hak yang lain sebaganya.

Namun seiring dengan perubahan waktu dan perkembangan jaman, manusiapun mengalami perubahan dan perkembangan pemikiran dan tata moralitas yang beragam pula, namun ironisnya tampilan perubahan dan perkembangan pada diri manusia cenderung banyak yang mengarah pada nilai asusila.

Dimana manusia itu seperti tidak layak disebut manusia, karna baik sifat atau tingkah lakunya hampir menyerupai binatang, sedangkan bintang sendiri ada yang memiliki sifat dan tingkah laku seperti manusia.

"Pembunuhan terhadap manusia yang tidak berdosa, pengguguran kandungan atau yang lebih dikenal dengan kata aborsi, pemerkosaan yang semena-mena apalagi telampau sadis dengan penyiksaan didepan umum ; itu semua merupakan suatu gambaran kecil dari tindakan manusia yang tidak dapat menghargai nilai dan hak-hak dari manusia lainya, dan hampir pantas disebut dengan tindakan kebinatangan".

Sebaliknya banyak binatang-binatang yang bertingkah laku selayaknya manusia ; mempunyai kesopanan, kasih dan setia dalam ukuran binatang menurut kaca pandang manusia.

Oleh sebab itu, jika manusia menyadari akan harkat, martabat dan derajatnya yang ternyata lebih tinggi dari pada hewan, seharusnya manusia lebih menghormati dan menghargai nilai kemanusiaan didalam manusia pribadinya sendiri dan manusia lainnya.

Berawal dari pemikiran yang didapat dari hasil observasi dan kontemplasi, yang berakhir kearah introspeksi pada diri sendiri. Akhirnya, seharusnya manusia menemukan manusia lainya, menghormati dan menghargai manusia lainya itu, selayaknya menghormati dan menghargai manusia seperti manusia yang ada dalam dirinya sendiri.

Penghargaan terhadap nilai dan hak kemanusiaan itu dapat membuat manusia dapat hidup berdampingan sejajar sama tinggi, sama rata, dengan batas-batas dan tugas serta kewajibannya masing-masing, tentunya.



Urut artikel:
Sebelum ini: Paradigma Perkawinan Dan Seksual
Setelah ini: Karunia Dan Berkat Perkawinan


Ikuti tautan #MembangunSurgaKecil untuk fokus pada artikel
Dalam Rumahku Aku Membangun Surga Kecil
(Renungan Singkat Seputar Perkawinan dan Seksual)

Paradigma Perkawinan Dan Seksual

Paradigma Lika Liku Perkawinan dan aktifitas Seksual



Perkawinan / Pernikahan


Anggap Remeh - Perkawinan atau pernikahan merupakan suatu hal yang sangat sakral, hal itu yang menyangkut janji suci dua orang manusia (idealnya pasangan dengan jenis kelamin yang berbeda) antara pria dan wanita untuk bersama - sama bersepakat mengikrarkan sumpah setia di hadapan Tuhan untuk bersama-sama berkomitmen membangun keluarga yang harmonis, damai, tentram dan bahagia, mau menjalani hidup secara bersama-sama dan saling berbagi baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, susah maupun senang, untung maupun malang. Baca kembali Pengertian dan Eksistensi Perkawinan untuk memahami maksud, tujuan, sifat dasar, cita-cita dan upaya dalam perkawinan.

Paradigma Perkawinan Dan Seksual, cinta datang untuk melayani

"Bila anda selalu memberikan perhatian, cinta dan kasih sayang pada pasangan secara tulus dan ikhlas maka dengan senang hati pasangan anda akan berbuat demikian pada pada anda, disaat anda lemah dan kehilangan segala kemampuan baik jasmani maupun rohani, saat itulah pasangan anda akan selalu mensupport anda dengan cinta dan kasih sayang tulus yang dimilikinya, namun jika anda mempertahankan sikap arogan, mau menang sendiri, cenderung menyalahkan pasangan anda dan suka berlaku kasar pada pasangan anda, maka anda harus siap menelan pil pahit yang telah anda racik dikemudian hari,".


Seksualitas


Sekelumit tentang Seksual 

Bicara mengenai perkawinan, didalamnya mengandung pembahasan seputar seks, seks tersebut harus benar-benar dijaga, dihormati, dan dianggap istimewa karena sesungguhnya aktifitas seksual sangat menentukan kualitas dan arah hidup perkawinan yang lebih baik dan harmonis. Perkawinan tanpa seks, ibarat makan tanpa lauk pauk, sayur tanpa garam (namun tidak semua orang sepakat dengan pernyataan ini).

Aktifitas hubungan seksual yang sehat menentukan kualitas suatu perkawinan

Manusia bukanlah Binatang, maka perlakukanlah hubungan seksual pada pasangan dengan penuh hormat, kasih dan ketulusan !

Fokus orientasi dari tindakan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang telah terikat dalam hubungan perkawinan haruslah mengacu pada batas kepantasan dan kewajaran dan masih dalam kontek memanusiakan pasangannya.

Menurut pendangan umum, manusia memiliki, menganut, dan mengikuti suatu ajaran agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik, mana yang pantas dan mana yang kurang pantas, dimana kepantasan tersebut menyangkut hal-hal yang dapat diterima secara umum mengenai; sikap, perbuatan, akhlak, budi pekerti, tata susila dan kewajiban, yang dikemas rapi dalam sebuah tempat yang bernama moral dan moralitas.

Binatang dapat saja melakukan persetubuhan dimanapun mereka suka tanpa mau memperhatikan situasi dan kondisi yang ada disekitarnya, namun manusia bukanlah binatang buas yang tak mampu mengontol seksualnya namun manusia harus bisa membatasi dan memperhatikan keadaan yang menyangkut situasi dan kondisi yang ada.

Pertanyaan dari korelasi antara moralitas dan seksual yang ingin kita jawab bersama adalah, pantaskah manusia menyamakan dan mensejajarkan dirinya dengan hewan atau binatang dalam segala hal termasuk dalam hubungan intim atau seksual, jika jawabannya adalah "Tidak", maka perlakukanlah hubungan seksual pada pasangan dengan penuh hormat, kasih dan ketulusan.


Jangan memaksakan kehendak pada pasangan !

Perbuatan memaksakan kehendak agar keinginan untuk melakukan hubungan seksual dapat terpenuhi dengan tidak mau memperhatikan situasi, kondisi lingkungan dan keadaan dari pasangannya, merupakan arogansi monopoli sebuah keegoisan, dan hal demikian adalah suatu bentuk pemerkosaan yang benar-benar nyata.

Pemenuhan kebutuhan seksual manusia memiliki tanggung jawab iman dan moral, dimana hal-hal tersebut harus benar-benar diperhatikan dengan seksama. Jika satu diantara dua tanggung jawab tersebut diabaikan, maka yang terjadi adalah adanya pelecehan nilai-nilai tujuan luhur, mulia dan suci dari tindakan seksual itu sendiri.

Kehidupan perkawinan tanpa ada aktivitas seksual yang mendukung memang sesuatu yang sulit untuk diterima oleh individu yang memiliki fisik dan mental yang normal. Hal tersebut dapat merangsang pertanyaan-pertanyaan besar tentang kemungkinan negatif yang akan terjadi dikemudian hari dari perjalanan perkawinan yang telah dijalani bersama.

Namun perlu disadari, bahwa seksual bukanlah segala-galanya; sehingga mengalahkan senua prinsip yang ada, dan menganggap seksual adalah yang nomor satu. Jika seseorang menomor satukan seksual diantara semua prinsip, maka berhati-hatilah karena kini dan kelak dirinya akan dan telah diperbudak oleh nafsu belaka, maka kebahagiaan dan kepuasan yang didapatnya hanyalah semu belaka.

Suatu rumor yang beredar dikalangan masyarakat menyebutkan “seseorang yang memiliki hasrat dan potensi seksual yang tinggi; akan memicu dirinya untuk lebih giat bekerja, selalu optimis memandang dan menyiongsong masa depan. terlihat lebih ceria, tegar, tenang dan beberapa dampak positof lainya,“.

Rumor tersebut ternyata diakui kebenaranya oleh kebanyakan orang yang secara jujur menceritakan pengalamannya.Namun kini permasalahan menjadi muncul, mengekor dibelakangnya, manakala hasrat melakukan aktivitas seksual tersebut menggodanya dengan sangat menghentak. Ironisnya, disaat pasangan tidak dapat memenuhi ajakan untuk melakukan hubungan seksual tersebut karena suatu sebab tertentu, maka dengan tidak segan-segan dirinya melakukan tindakan pemaksaan. Tidak jarang pula banyak yang melakukan tindakan penyelewengan. Hal inilah yang menjadi titik balik penolakan terhadap tindakan-tindakan seksual yang berpotensi merusak sucinya perkawinan, namun tidak semua orang mempunyai pengalaman yang demikian.


Ini baru pembukanya saja, siapkah anda menerima informasi yang lebih menantang tentang seksual ? 

Tautan artikel selanjutnya yang saya tulis akan menjelaskan arti perkawinan dan seksual secara luas, gamblang atau terang benderang namun pada kontek yang wajar dengan maksud agar para pembaca dapat lebih mudah memahami alur logika tulisan ini sehingga artikel ini akan mudah untuk dicerna oleh semua kalangan, baik pada anda yang statusnya masih sendiri, terlebih jika anda sudah berkeluarga.

Artikel ini bukan untuk dicerna oleh kaum intlektual, namun cukup direnungkan oleh mereka yang memiliki hati nurani yang terketuk untuk "memanusiakan manusia pada diri sendiri sehingga tahu dan mengerti apa yang akan dilakukannya untuk memanusiakan manusia pada pribadi pasangannya,".

Ukuran kebenaran dari setiap manusia itu selalu berbeda-beda, namun jangan sampai anda melupakan satu hal. Ukurlah segala tindakan dan perbuatan anda dengan ukuran “Hati nurani” anda sendiri, dan temukan jawabannya disana. Jika hati nurani anda mengatakan benar, maka benar pulalah persoalan itu, namun jika hati nurani anda mengatakan salah, sebaiknya koreksilah diri anda sendiri dan jangan tentang murninya kata hati nurani anda.


Urut artikel:
Sebelum ini: Pengertian dan Eksistensi Perkawinan
Setelah ini: Perbedaan Manusia Dengan Binatang


Ikuti tautan #MembangunSurgaKecil untuk fokus pada artikel
Dalam Rumahku Aku Membangun Surga Kecil
(Renungan Singkat Seputar Perkawinan dan Seksual)