Perkawinan merupakan Karunia yang Terberkati
Karunia dan Berkat dalam kehidupan
Anggap Remeh - Mensyukuri kenikmatan yang Tuhan berikan kepada kita, merupakan ajaran pokok yang harus diterima sebagai karunia dan berkat. Karunia yang bagamana, dan apa itu berkat ?.Menghisap udara setiap hari, melihat pemandangan yang indah, meraba dan merasakan sejuknya air, mengecap kelezatan dari makanan yang di makan, mencium wanginya bunga, mendengar kicauan burung-burung dipagi hari yang indah, adalah merupakan karunia dari panca indra.
Terima kasih Tuhan |
Penghargaan terhadap segala sesuatu yang dilakukan terhadap sesamanya, terhadap dirinya sendiri, dan terhadap barang miliknya, terhadap lingkungan di sekitarnya; untuk menjaga, merawat dan melestarikan semua dengan baik, serta disadari sebagai sesuatu karunia dari Tuhan, maka Tuhan sendiri sesungguhnya telah memberkati semuanya itu.
Jadi, karunia adalah segala sesuatu yang diberikan kepada manusia dalam bentuk ; cipta, rasa dan karsa dan suatu pemberian atau anugrah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah kedudukanya (Allah pada manusia), dan berkat adalah penghargaan terhadap segala sesuatu yang dipercayakan-Nya (dalam hal ini restu anugrah dan segala kebaikan dari Allah pada manusia).
Menghormati "Perkawinan" berarti menghormati TUHAN
Tuhan senang dengan perkawinan yang sehat dan membahagiakan |
Ikrar tersebut bukan hanya disaksikan oleh manusia saja, namun diketahui dan disaksikan oleh yang maha transendent yaitu Allah. Dia maha Pemberi Berkat. Dialah yang telah menciptakan “Aku”, dengan menitipkan benih aku melalui perantara Ayah kedalam rahim seorang ibu. Dia memang tidak kelihatan namun Dia ada diantara kita. Oleh sebab itulah Ikrar yang disampaikan atas nama Tuhan itu, harus kita hormati dan hargai dan bahkan harus kita junjung tinggi.
Dengan mengucapkan ikrar atas nama Tuhan, berarti kita telah berjanji untuk melaksanakan dan memegang teguh ikrar yang pernah diucapkan bersama pasangannya. Jika ikrar dan janji itu adalah untuk selalu setia dan menjaga pasanganya dalam keadaan susah dan senang, untung dan malang, maka kita harus benar-benar menepati apa yang telah kita janjikan tersebut, paling tidak semaksimal mungkin mempertahankannya.
Maka pantaskah manusia melakukan pengingkaran seperti yang diungkapkan dengan mengucap “Dengan Nama Allah” menjadi potongan tulisan atau slogan yang ditulis diatas lembaran surat atau kertas, lalu disobek dan dibuang ditempat sampah! lalu begitukah sifat manusia terhadap Allah sebagai Sang Pencipta ?
Cincin perkawinan simbol pengikat cinta |
Jadi sudah sangat jelas bahwa perkawinan adalah sesuatu yang sangat-sangat sakral, dan junjung tinggilah ikrar perkawinan itu.
Berkaitan dengan janji dan ikrar yang disampaikan oleh kedua belah pihak, yaitu mempelai pria dan wanita, apalagi janji dan ikrar itu telah dilegalitaskan dengan mengatasnamakan Tuhan, maka kewajiban manusia menepati janji yang telah disampaikanya.
Di dalam Al-Quran surat Al Isra: 34, berbunyi “…dan penuhilah janji, sesunguhnya janji itu diminta pertangungjawabanya”.
Didalam membangun sebuah perkawinan/ pernikahan haruslah ada keikhlasan serta kerelaan satu sama lainnya, agar perjalanan dalam rumah tangganya akan dapat lebih baik, lancar, seiring sejalan, searah setujuan.
Perkawinan ini akan menjadi Berkat Untukku, Keluargaku dan Lingkunganku
Perkawinan memang tidak semulus yang dibayangkan |
Kini semuanya telah berbeda, yang disaksikan sekarang adalah jurang-jurang yang terjal menganga seolah mau menelan dirinya hidup-hidup, binatang buas yang berkeliaran, pepohonan yang besar-besar, belum lagi disitu tumbuh bebas merambat kesegala tempat semak belukar dan akar-akar pohon yang tumbuh disekitar situ, sehingga semakin melengkapi suasana yang tampak menakutkan dan menyeramkan.
Mungkin kurang lebih seperti itulah gambaran perkawinan itu, indah namun penuh rintangan dan bahkan ada yang mengatakan menakutkan.
Perselisihan dan perbedaan jangan jadikan alasan merusak perkawinan |
Jika didalam rumah tangga sesekali timbul perselisihan pendapat, emosi, pertengkaran dan sebagainya, anggaplah semua itu adalah bagian kecil dari bumbunya berumah tangga, namun harus diingat dan diperhatikan lakukanlah semua itu dengan sehat dan terkontrol, dan jangan merambat kelain masalah yang tidak penting dan tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan persoalan yang mendasar.
“Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, selagi ada usaha yang mengarah kearah jalan penyelesaian” itulah motto yang sebaiknya diingat dan diterapkan di dalam kehidupan berumah tangga serta kemasyarakatan.
Bukankah hidup ini lebih menyenangkan bila sama sama saling mencintai |
Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kelak dikemudian hari dari terpaan masalah yang berulang kali menghantam sendi-sendi di rumah tangga, maka alangkah baiknya jika pasangan yang selalu ingin berbahagia dalam kehidupan berumah tangga tentunya harus menancapkan prinsip yang sangat kokoh sesuai dengan janji perkawinan yang telah diucapkan, diantaranya adalah: Saling jujur, Saling percaya, Saling menjaga dan merawat kepercayaan, Saling memafkan, Dan lain sebagainya.
Dengan demikian, rumah tangga yang dibangunnya benar-benar sebuah arsitektur pembangunan yang kokoh, dimana didalam dan diluar ruangannya penuh dihiasi oleh taman bunga yang semerbak mewangi menyebar kesegala arah sehingga tidak ada lagi istilah ingin memiliki bunga yang ada di luar pagar halaman rumah.
Urut artikel:
Sebelum ini: Perbedaan Manusia Dengan Binatang
Setelah ini: Kesadaran Dalam Perkawinan
Ikuti tautan #MembangunSurgaKecil untuk fokus pada artikel
Dalam Rumahku Aku Membangun Surga Kecil
(Renungan Singkat Seputar Perkawinan dan Seksual)
0 comments:
Post a Comment