Front Al-Nusra mengancam akan memprovokasi Rusia di Suriah dan mengganggu gencatan senjata di negara itu, menurut koresponden Die Welt yang bertemu salah satu jihadis secara pribadi.
Abu Musab al-Suri dan Osama Bin Laden
Militan 37 tahun itu menyebut dirinya sebagai Abu Musab al-Suri, yang “bertanggung jawab atas urusan propaganda”, mengatakan bahwa gencatan senjata adalah tindakan “bodoh”. Dia juga mengungkapkan bahwa kelompok teroris memiliki strategi untuk “memprovokasi Rusia”.
“Front Al-Nusra tentu ingin gencatan senjata gagal dan strategi untuk ini adalah dengan memprovokasi Rusia” Die Welt mengutip pernyataan militan.
Menurut kesepakatan yang ditengahi Rusia-AS untuk penghentian permusuhan di Suriah (gencatan senjata) yang diberlakukan pada hari Sabtu pukul 00.00 waktu Suriah, adalah untuk menerapkan pada pihak-pihak yang bertikai di Suriah yang telah menunjukkan komitmen mereka untuk penerimaan ketentuan-ketentuannya.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 dan laporan dari International Syria Support Group (ISSG), penghentian permusuhan tidak berlaku untuk “ISIS” “Jabhat al-Nusra” (Front Al-Nusra), atau organisasi teroris lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Keamanan PBB.
Patut diingat bahwa Front Al-Nusra yang mengumumkan pembentukannya pada tanggal 23 Januari 2012, sepuluh hari kemudian disebut oleh AS sebagai organisasi teroris asing. Pada bulan Mei 2013, Komite Dewan Keamanan PBB juga menyebut sebagai organisasi teroris dan ditambahkan ke ‘Daftar sanksi Al-Qaida’ dari individu dan entitas yang tunduk pada pembekuan aset, larangan bepergian dan embargo senjata.
Sejak Desember 2014, Rusia juga telah memberi label Front Al Nusra sebagai organisasi teroris. Di antara negara-negara lain yang mengakui hal yang sama adalah Inggris, Perancis, Kanada, Australia, Turki, Arab Saudi, UEA dan Selandia Baru.
Abu Musab al-Suri tampaknya mengungkapkan bahwa di utara Suriah kelompok ini berjuang bersama kelompok pemberontak ‘moderat’ dalam aliansi militer yang disebut dengan “Tentara Penaklukan” dalam melawan pasukan pemerintah. Dalam beberapa hari terakhir Al-Nusra dilaporkan telah menarik beberapa militan, tetapi beberapa pejuang masih tetap ditempatkan di garis depan.
Dengan rencana serangan yang menargetkan sesama jihadis Al Nusra ingin memprovokasi pembalasan dari Angkatan Udara Rusia, yang sengaja akan memukul faksi moderat yang akan menemukan diri mereka di garis api. Begitu kelompok moderat berada di bawah api, gencatan senjata akan terganggu.
Para teroris percaya bahwa jatuhnya rezim Bashar al-Assad adalah satu-satunya solusi untuk mengakhiri perang saudara. “Itu harus diperjuangkan, sementara yang lain hanya ilusi”, tegasnya kepada koreponden harian Die Welt.
Source: Arrahmahnews.com
0 comments:
Post a Comment