Satu Jutaan Warga Mosul Terancam Dam Terhoror Di Dunia

Anggapremeh - Pemerintah Irak dan Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa, dam horor atau paling berbahaya di Mosul di ambang runtuh. Lebih dari sejuta orang di Irak utara terancam banjir bandang mirip tsunami.

Kedutaan Besar AS di Baghdad meminta setiap warganya yang ada di sekitar aliran Sungai Tigris untuk pergi. Pemerintah Irak juga mendesak warga Mosul untuk menjauh dari sungai itu.

Dam paling berbahaya di dunia yang ada di Mosul di ambang runtuh. | (Reuters)
Dam paling berbahaya di dunia yang ada di Mosul di ambang runtuh. | (Reuters)

Kedua pemerintah menyatakan, jika dam paling berbahaya itu benar-benar runtuh, maka banjir bandang setinggi 20 meter akan terjadi di sepanjang aliran Sungai Tigris.

Kedutaan AS pada hari Senin mengeluarkan seruan bagi setiap orang untuk mengevakuasi diri dari area sekitar Sungai. ”Persiapan yang tepat bisa menyelamatkan banyak nyawa,” bunyi pernyataan Kedubes AS di Baghdad, seperti dikutip Guardian, Selasa (1/3/2016).

Gambaran bahaya runtuhnya dam atau bendungan di Mosul itu, menurut Kedubes AS, sangat serius dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, sudah lebih dulu mengeluarkan peringatan pada hari Minggu. Dia mendesak penduduk Mosul, kota terbesar kedua Irak, yang berjarak 25 mil sebelah selatan bendungan, segera menjauh.

Kota Tikrit, Samarra dan Baghdad, juga berpotensi digenangi banjir meski skalanya tak sebesar yang terjadi di Mosul jika dam itu runtuh.

Bendungan terbesar di Irak itu memiliki masalah struktural sejak pembangunannya tahun 1980-an. Oleh Rezim Saddam Hussein. Saat itu, para ahli geologi memperingatkan dam di bangun di lokasi yang tidak aman, yakni di atas tanah yang lemah dan batu yang larut dalam air seperti gipsum dan anhidrit.


Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh panel ahli geologi Irak dan Swedia tahun lalu menggambarkan dam itu sebagai “dam paling berbahaya di dunia”.

Sejak pembangunannya, dam telah disangga dengan patching konstan dan beton, tapi pemeliharaan terputus ketika ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merebut wilayah dam itu pada 2014.

Source: sindonews,com


0 comments: