Itu setelah Polda Metro Jaya sakses menangkap sindikat penipuan “Mama minta pulsa”, yang ternyata dipimpin pria singset paroh baya bernama Efendi.
Tapi, kelegaaan warga ternyata tak berlangsung lama. Seusai “Mama minta pulsa”, kini ada modus penipuan yang lebih dahsyat: “Papa Minta Saham”.
Tidak main-main, modus penipuan “Papa minta pulsa” ini lebih spektakuler karena–meminjam tiga kata yang seakan jadi mantra saat pemilu–sangat terorganisir, terstruktur, dan massif.
Tunggu dulu, modus ini tidak seperti yang anda bayangkan, yakni disebar melalui ribuan sms per hari. Bahkan, ini tidak ada dalam dunia nyata.
Sebab, kalimat tunggal tersebut merupakan bentuk sindiran dalam gambar meme di media sosial. Meme itu, ramai beredar seusai marak pemberitaan Ketua DPR RI Setya Novanto diduga mencatut nama Presiden Jokowi guna meminta saham ke PT Freeport Indonesia.
Misalnya, Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya melalui akun Twitter @yunartowijaya berkicau, “Mama minta pulsa dah ketangkap ya? Tinggal kapan Papa minta saham…”
Koordinator Jokowi-Ahok Social Media Valunteers (JASMEV) KartikaDjoemadi, lebih berani menuliskan kalimat sindiran melalui akun @KartikaDjoemadi.
“Setelah jaringan Mama minta pulsa ditangkap, nampaknya perlu ditangkap juga jaringan PAPA minta saham,” begitu yang tertulis di akun Kartika.
Hal senada juga dituliskan akun @suryadelalu, “Mama mah minta pulsa aja dipenjara. Apalagi minta saham..”
Sementara jurnalis sekaligus pemimpin laman Kompasiana, Pepih Nugraha, menuliskan “mama minta pulsa” tuh lagu lama, sekarang mah “papa minta saham” :).” pada akun miliknya.
Sedangkan akun @Iwan1341 menyebut “Papa minta saham” dipakai untuk membeli mobil mewah. “Papa minta saham buat beli Lamborgini buat sekolah si dedek,” demikian kicauannya.
Akun seniman Ipang Wahid, bahkan tak segan menyebut saham perusahaan tambang PT Freeport dalam kalimat sindirannya.
“Sehabis ‘mama minta pulsa’, terbitlah ‘papa minta saham freeport’…,” begitu yang ditulis putra ulama Salahuddin Wahid tersebut.
Sedangkan akun pelawak Iwel Sastra, menilai “kicauan” itu sebagai lelucon.
“Ini contoh joke stand up comedy. Satir dan lucu,” demikian kicauannya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melaporkan politikus di DPR berinisial SN yang mengarah pada Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Pelaporan itu terkait dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam negosiasi perpanjangan kontrak dengan PT Freeport Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, politikus Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso mengatakan, memang benar anggota DPR berinisial SN mencatut nama presiden dan wapres, maka hendaknya harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia.
“Ini jika SN itu benar terbukti mencatut nama Presiden, maka Presiden harus memerintahkan SN meminta maaf kepada semua rakyat Indonesia. Karena telah melecehkan simbol negara dengan mencatut namanya tersebut,” kata Bowo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Source: Tribunnews.com
0 comments:
Post a Comment